Selasa, 13 Maret 2012

Harapan anak bangsa


“Harapan anak-anak indonesia tentang apa yang mereka inginkan di masa depan”
setiap manusia mempunyai harapan.manusia yang tanpa harapan,berarti manusia itu mati dalam hidup.orang  yang akan meninggalpun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya .”(dikutip dari buku diktat IBD)

Alangkah baiknya kita menyimak sepenggal puisi untuk anak berikut ini
anak belajar dari kehidupannya”
Jika anak dibesarkan dengan celaan,
Ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
Dia belajar berkelahi.
Jika anak di besarkan dengan cemoohan,
Dia belajar rendah hati
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
Dia belajar menyesali diri

Anak-anak adalah fase dimana semua manusia melewatinya,masa dimana kita masih larut dalam gendongan sang ibu,saat kita masih erat dalam dekapan dan belaian kasih sayang dari orang-orang di sekeliling kita.
Menginjak usia berikutnya saat bermain menjadi menu favorite,saat itulah saat yang paling bebas dalam berekspresi dan berkreasi.

Namun,apakah semua anak masih seumur jagung itu merasakan kebahagian saat mereka memulai proses penting ini?
Banyak anak di indonesia yang masih terlantar,hidup dengan kekejaman,hidup dijalanan,bahkan banyak yang tidak mempunyai orang tua.
Ditambah dengan adanya berbagai konflik,seperti poso,sampit,dll tentunya membuahkan trauma yang teramat dalam pada diri seorang anak,kiranya akan menjadi sebuah memori hitam ketika ia melihat adegan kekerasan,penculikan,pembunuhan,dan tindak anarkis lainnya.

Ironisnya lagi,banyak anak-anak di jalanan yang tidak mendapat pendidikan,hidup dalam kekerasan karena kemiskinan dll.
Padahal bukankah anak-anak bangsa adalah pewaris sah republik ini. “sebenarnya meraka ingin berubah,tetapi adakah yang memperhatikan mereka? adakah yang menolong mereka? adakah yang mau memberikan kesempatan kepada mereka? Stempel kepada mereka seolah-olah sudah disah kan.mereka sudah di cap sebagai sampah masyarakat.”

“masa depan suatu bangsa berada di tangan anak-anak bangsanya”,kalimat itu pada akhirnya hanya menjadi semacam ungkapan yang sering di ucapkan namun luput dipikiran ,jangan harap untuk diwujudkan.

Hati saya tambah benar-benar tergugah,ibu ialah ratu di rumah.ketika kita lapar ibu lah koki terhebat,ketika kita butuh sesuatu ialah titik tumpunya.dan sewaktu kita butuh pengajaran ia lah guru utama yang mengajarkan kasih sayang terhadap sesama.serta mengenalkan nilai luhur  keagamaan dan kebudayaan.
Hati lebih tersayat lagi mendengar berita perlakuan yang semena-mena oleh majikan mereka di luar negri.dari situ munculah pertanyaan,”begitu miskinkah negri yang subur makmur ini? zamrud katulistiwa,yang bukan lautan,tapi kolam susu, sehingga ibu-ibu menambang real,mendulang dolar di negeri orang?”
Menjauhkan mereka dari keluarganya,dari anak-anaknya yang sangat mengharapkan belaian,limpahan kasih sayang,dongeng dan nyanyian sebelum mereka terlelap.

Dari gagasan diatas Munculah sebuah pertanyaan besar, “bagaimana generasi sekarang mampu membangun negara sendiri pada masa yang akan datang jika tidak memiliki kesempatan menuntut ilmu setingi-tingginya?”

Karena saya adalah anak indonesia tentunya saya mempunyai harapan-harapan untuk negeri tercinta ini,janganlah lagi menangkapi anak-anak dijalanan yang sedang mencari nafkah untuk hidup,melainkan mereka harus di tolong,diberi harapan,kepercayaan,dan dibangunkan harga dirinya.mereka bukan sampah,mereka punya kemampuan untuk berkarya.

Yang ke dua,semoga kekerasan yang di alami anak di keluarganya harus diakhiri.bahwa seorang anak mempunyai hak untuk di sayangi dan dilindungi.
Harus seseringkali di sosialisasikan kepada para orang tua.

Yang ketiga,semoga seluruh anak yang ada di indonesia dan juga di manapun dapat bersekolah dengan mudah,menuntut ilmu,dan memperkaya wawasannya.

Dan yang terakhir seperti harapan semua umat manusia yang ada di dunia ini,saya sebagai anak bangsa indonesia mengharapkan berhentilah berperang,jangan ada lagi anak-anak yang berlari ketakutan karena suara bom,desingan peluru,teriakan kesakitan tangisan kepedihan dan mayat-mayat yang bergelimpangan.

Semoga semua itu bisa terwujud di negeri kita tercinta ini,yaitu indonesia. amiiiin

Minggu, 11 Maret 2012

POTRET KEADILAN DI INDONESIA

MANUSIA DAN KEADILAN

“Bicara tentang keadilan tentunya kita semua ingat akan dasar negara kita,yaitu pancasila.
Sila kelima yang berbunyi: keadailan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.”
Sila keadilan sosial ini mengandung prinsip bahwa setiap warga negara indonesia berhak mendapat keadilan atau perlakuan yang sama dalam hal politik,ekonomi,budaya dan hukum.

“Keadilan menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.kelayakan di artikan sebagai titik tengah di antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Artinya apabila dua orang mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah di tetapkan,maka masing-masing orang tersebut harus memperoleh hasil yang sama.jika tidak sma maka masing-masing orang akan mendapatkan bagian yang tidak sama pula.sedangkan pelanggaran terhadapproporsi tersebut di sebut dg ketidak adilan.”

Setiap manusia di dunia pasti menginginkan adanya keadilan baik secara eksternal maupun internal. Meskipun sulit rasanya menciptakan keadilan itu sendiri. Karena jika satu sisi sudah merasa adil tetapi belum tentu dengan sisi yang lainnya. Dari semua itu tentu Negara – Negara di dunia mencoba menegakkan keadilan khususnya di Indonesia.
Dalam rangka menegakkan keadilan di Indonesia masih perlu di pertanyakan apakah Indonesia benar – benar adil? karena masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah tidak merasakan keadilan yang sebenarnya dan untuk kalangan atas seolah – olah justru gampang sekali mendapatkan keadilan karena keadilan dan hukum itu bisa di perjual belikan oleh mereka. Sekarang kita tahu, kita lihat, kita dengar baik melalui media massa maupun elektronik bahwa banyak sekali kasus-kasus di Indonesia yang sedang hangat – hangatnya.
sebagai contoh kasus Nenek Minah (55) asal Banyumas yang divonis 1,5 tahun pada 2009, hanya karena mencuri tiga buah Kakao yang harganya tidak lebih dari Rp 10.000. Bahkan, untuk datang ke sidang kasusnya ini Nenek yang sudah renta dan buta huruf itu harus meminjam uang Rp 30.000 untuk biaya transportasi dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh.
Yang paling anyar, kasus pencurian sandal jepit yang menjadikan AAL (15) pelajar SMK 3, Palu, Sulawesi Tengah, sebagai pesakitan di hadapan meja hijau. Ia dituduh mencuri sandal jepit milik Briptu Ahmad Rusdi Harahap, anggota Brimob Polda Sulteng. Hanya gara-gara sandal jepit butut AAL terancam hukuman kurungan maksimal lima tahun penjara.

hukuman yang diberikan kepada Nenek Minah dan AAL itu menggambarkan bahwa proses hukum yang mati dari tujuan hukum itu sendiri. Hukum, kata dia, hanya mengikuti aturan formal, tidak memperhitungkan subtansi dan hati nurani."Ancaman lima tahun dan vonis 1,5 tahun itu, bukan masalah Jaksa, Polisi, atau Hakim saja. Tapi mereka semua telah melakukan kesesatan kolektif. Meskipun banyak protes dari masyarakat, mereka masih juga memproses dan memutuskan sesuatu secara tidak sedikitpun ada kesadaran dan evaluasi,"

 Lihat saja bagaimana para pejabat dan koruptor berdasi putih mencuri uang rakyat yang nilainya sebanding dengan jutaan sandal jepit dan kakao itu diperlakukan dengan terhormat oleh aparat. Mereka dapat melanggeng bebas dari hukuman yang tidak terlalu berat. Mereka pun dapat mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat.

hukum hanya tajam jika kebawah dan tumpul jika berhadapan dengan kalangan atas.
Sejumlah pandangan, fakta itu, memperlihatkan bahwa keadilan hukum di negeri ini hanya sebatas keadilan sendal jepit, keadilan yang menjepit rakyat kecil. Sungguh ironi, di negeri yang dalam butir-butir dasar negaranya disebut menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan perilaku berkeadilan ini, rakyatnya diperlakukan dalam perbedaan kasta besar dan kecil. 
Penegakan hukum di negeri ini masih sangat diskriminatif. Keras dan tegas untuk rakyat kecil, tapi loyo dan bagai agar-agar bagi kalangan atas.

BUNDA

Bunda

aku menangis ketika datang ke dunia ini
tangisku bangga,tangisku haru
bangga karena mempunyai seorang bunda seperti mu
haru karna kau sangat istimewa

bunda
aku ingat ketika masih kecil
kau selalu mengajarku,membimbingku
ketika aq tak dapat berjalan kau memapahku
kau selalu menyanyikan sebuah lagu sebelum aku tertidur
cukup sederhana tapi aku bahagia

bunda
terlelaplah dengan tenang
dan akulah yang akan terjaga
demi menghalau mimpi-mimpi buruk yang mengintaimu
dengan doa-doa ku

bunda
aku ingin menjadi angin
yang tidak membadai namun menyejukan
ingin menjadi hujan yang membias karena cahaya matahari
dan kau bisa menikmati aku di kala hujan itu berhenti
sebagai pelangi

yang  terpancar ketika aku,gadis kecilmu memuisikan tengtangmu
ialah raut kebahagian yang begitu sempurna
sebuah cinta tanpa kebohongan
aku mencintaimu dengan hati
dan aku menyayangimu dengan nada
yang tak bisa aku harmonikan pada orang lain
dari hati yang terdalam untukmu bundaku