Kamis, 17 April 2014

wajah negaraku


Ibu adalah seorang ratu di rumah, saat kita butuh segala sesuatu, dialah titik tumpunya, saat kita lapar beliaulah koki terhebat.  Saat kita butuh pengajaran, beliaulah guru terhebat.  Saat kita butuh teman, beliau lah teman terbaik. Ibu mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik terhadap sesama, saling tolong menolong, mengajarkan sopan santun serta mengenalkan nilai luhur keagamaan dan kebudayaan.
Orangtua berangkat bekerja mulai subuh dan pulang kerumah malam harinya, bahkan beberapa diantaranya ada yang sampai meninggalkan kampung halaman demi mencari sesuap nasi untuk anak-anak yang di cintainya, tak ketinggalan rela meninggalkan tanah air demi mendulang real dan dolar bagi anak dan keluarganya. Hati mulai tersayat mendengar pemberitaan di berbagai media mengenai perlakuan semena-mena majikan mereka di luar negri. Begitu miskinkah negeri yang katanya subur dan makmur, yang disebut sebagai zamrud khatulistiwa, yang katanya bukan lautan tetapi kolam susu. Hal ini membuat setiap orangtua jauh dengan anak-anak dan keluarganya. Menjauhkan mereka dari orang-orang yang butuh belaiannya, limpahan kasih sayang, dongeng dan cerita sebelum anak-anaknya terlelap. Dimanakah perhatian pemerintah untuk para pahlawan devisa negara.
Contoh lain Di kalimantan timur tepatnya di Desa Long, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. desa yang berbatasan langsung dengan malaysia Merasa tidak mendapat perhatian pemerintah selama bertahun-tahun. Warga desa berulang kali menyampaikan aspirasi, berharap ada tindak lanjut pemerintah. Namun hingga saat ini, belum ada bantuan berarti. Dan Kehidupanpun cenderung memburuk dari hari ke hari. Coba saja cari gambar-gambar tentang desa long di internet,sangat miris sekali.dimana arti kemerdekaan selama ini. bukankah indonesia sudah 66 tahun meredeka.tapi sepertinya warga Desa Long belum pernah menikmati arti kemerdekaan sebenarnya.  Setiap hari mereka harus berjuang keras melalui rute berbahaya selama kurang lebih dua jam.  Semua itu dilakukan untuk sekedar menukar beras dengan bahan pokok lainnya di Bakalalan, Malaysia.  Warga terpaksa menjalaninya karena tak memiliki pilihan lain.  Penderitaan mereka semakin bertambah karena kerap kali pedagang Malaysia memainkan harga secara tak wajar.
Bayangkan saja,bukankah itu adalah beranda indonesia,beranda negeri tercinta kita.tetapi mengapa kehidupan disana seperti itu???penuh tanda tanya.mereka semua adalah rakyat indonesia yang seharusnya di lindungi diberi rasa aman,diberi ketentraman,tetapi apakah mereka semua merasakan hal itu?hidup mereka semua bergantung pada negara tetangga,90 % kebutuhan hidup di dapat dari negara tetangga.betapa mirisnya negri tercinta ini.  Mungkin saja nantinya warga karayan pindah ke negara tetangga  "dengan Alasan, tinggal dan bekerja di Malaysia lebih menjanjikan daripada hidup di Indonesia”.

Semoga dari hal ini pemerintah pusat bisa lebih menjamah lagi beranda negrinya,dan daerah-daerah perbatasan bisa tersentuh oleh pembangunan.

Selasa, 15 April 2014

Fungsi dan Ragam Bahasa Indonesia

1.      Fungsi Bahasa Indonesia
a.      Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
b.      Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus
1.      Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
·         Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut : “Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”
·         Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
·         Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
·         Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
2.      Bahasa Negara
Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara lisan. Dalam aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi, yaitu:
·         bahasa resmi kenegaraan
·         bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas,
·         bahas resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Indonesia,
·         bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan komunikasi di Indonesia.
Bahasa resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV sehingga telah memainkan perannya dalam kehidupan bernegara.
2.      Ragam Bahasa
Pengertian kata ragam secara umum dalam bahasa Indonesia adalah tingkah, jenis, langgam, corak dan laras. Ragam bahasa diartikan sebagai variasai bahasa menurut pemakaian yang dibedakan menurut topik pembicaraan, sikap penutur, dan media atau sarana yang digunakan. Pengertian ragam bahasa ini memperhatikan situasi yang dihadapi, masalah yang hendak disampaikan, latar belakang pendengar dan pembaca yang dituju, dan media atau sarana yang hendak digunakan.
Sesuai dengan fungsi di atas, tidak mengherankan bila bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa. Berdasarkan tempat atau daerahnya, bahasa Indonesia terdiri dari berbagai dialek, antara lain dialek Jakarta, Jawa, Medan, dan lain-lainnya; berdasarkan penuturnya didapati ragam bahasa golongan cendekiawan dan ragam bahasa golongan bukan cendekiawan; berdasarkan sarananya didapati ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis; berdasarkan bidang penggunaannya didapati ragam bahasa ilmu, ragam bahasa sastra, ragam surat kabar, ragam bahasa undang-undang, dan lain-lainnya dan berdasarkan suasana penggunaannya bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi dua ragam bahasa, yaitu ragam bahasa resmi dan ragam bahasa santai. 
Dari uraian di atas jelaslah bahwa penyebutan bahasa Indonesia ragam ilmu itu berdasarkan bidang penggunaan bahasa. Jika dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa ilmu termasuk ragam bahasa golongan cendekiawan; jika dilihat dari sarananya, ragam bahasa ilmu termasuk ragam bahasa lisan dan termasuk ragam bahasa tulis; jika dilihat dari suasana penggunaanya, jelas bahwa ragam bahasa ilmu termasuk ragam bahasa resmi; dan yang terakhir, bila dilihat dari segi daerah atau tempat penggunaannya, jelas bahwa ragam bahasa ilmu tidak termasuk dalam suatu dialek karena ragam bahasa ini digunakan oleh cerdik pandai dari seluruh pelosok tanah air. 
Dengan demikian, ragam bahasa ilmu dapat dijelaskan sebagai suatu ragam bahasa yang tidak termasuk suatu dialek, yang dalam suasana resmi, baik secara tertulis maupun lisan digunakan oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuannya.

a.      Dasar-dasar Ragam Bahasa
Pada ragam bahasa yang paling pokok adalah seseorang itu menguasai atau mengetahui kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa. Kerena kaidah bahasa dianggap sudah diketahui, uraian dasar-dasar ragam bahasa itu diamati melalui skala perbandingan bagian persamaan bagian perbedaan. Dasar-dasar ragam bahasa yang akan diperbandingkan itu didasarkan atas sarana ragam bahasa lisan dan ragam tulisan.
b.      Jenis- jenis Ragam Bahasa
1.      Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat
·         Ragam Dialek
Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota.
2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana
·         Ragam Lisan
Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan intonasi, spontanitas sehingga criteria kejelasan ketepatan dan kelugasan terpenuhi oleh si penutur.
·         Ragam Tulisan
Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh sarana visual untuk mencapai sasaran.
3.      Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
·         Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas.
·         Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
4.      Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
·         Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.
·         Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa baku.
5.      Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang
·         Ragam Ilmu dan Teknologi
Ragam ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan dan teknologi.
·         Ragam Sastra
Ragam satra adalah ragam bahasa yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih jata secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.
·         Ragam Niaga
Ragam niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk menarik pihak konsumen agar dapat melakuakan tindak lanjut dalam kerjasam

Daftar Pustaka :