Indonesia dan
Keragaman Tradisi
Indonesia adalah tanah air ku tercinta. Aku bangga
dilahirkan di Indonesia karena Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman
budaya , tradisi, agama, suku, ras, dan bahasa, namun Indonesia mampu
mempersatukan keragaman itu semua.
Dalam tulisan kali ini saya akan membahas beberapa dari
sekian banyak tradisi unik di Indonesia.
a. Ritual
Tiwah Suku Dayak (Kalimantan Tengah)
Yang
pertama adalah tradisi dari pulau kelahiran ku tercinta, ya Kalimantan.
Ritual
tiwah suku dayak adalah prosesi mengantarkan arwah sanak
saudara yang telah meninggal ke alam baka dengan cara menyucikan dan
memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama
Sandung. Tiwah merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat
suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya Dayak Pedalaman penganut
agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak.
Sebelum
upacara Tiwah diadakan, pertama ada upacara ritual lain bernama Tantulak.
Menurut kepercayaan agama Kaharingan, setelah kematian si arwah belum bisa
langsung menuju ke surga. Upacara Tantulak diadakan untuk mengawal roh-roh
orang mati ke Bukit Mailan, dari situ roh-roh tersebut menunggu untuk berangkat
dan bertemu dengan Ranying Hattala Langit, Tuhan mereka sampai kerabat atau
keluarga mereka mengadakan upacara ritual Tiwah.
Bukit
Mailan bisa dikatan sebagai Alam Rahim, tempat suci dimana manusia hidup
sebelum dilahirkan kedunia. Ditempat ini, mereka yang sudah mati akan menunggu
sebelum ke surga melalui upacara Tiwah.
Puncak
acara tiwah ini sendiri akan menempatkan tulang yang digali dari kubur dan
telah dimurnikan melalui ritual khusus ke dalam Sandung. Acara pertama yang
diadakan adalah menusuk hewan kurban, kerbau, sapi, dan babi.
b. Ngaben
(Bali)
Ngaben
adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali.Dalam prosesi
Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan
mulai berkobar menyulut sosok jenazah.
Lama-kelamaan
kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala
ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah
terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan
keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa
hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal
dibantu oleh masyarakat membuat “Bade” dan “Lembu” yang sangat megah yang
terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. “Bade” dan “Lembu” ini
merupakan tempat jenazah yang nantinya dibakar.
c. Tradisi
Potong Jari (Papua)
Menangis,
mungkin itu yang lakukan saat kita didera kesedihan. Namun, berbeda dengan
masyarakat Papua pedalaman, mereka memotong jari mereka sendiri untuk
menunjukkan rasa kesedihan mereka. Terdengar sadis memang, namun itulah salah
satu bentuk kekayaan budaya kita.
Bagi
mereka, tradisi ini disimbolkan sebagai bentuk kesedihan yang mendalam akan
kehilangan anggota keluarga yang meninggal. Semakin banyak kita melihat warga
Papua pedalaman memotong jarinya maka dapat diartikan telah banyak pula anggota
keluarga yang mereka cintai telah meninggal dunia.
Bahkan,
masyarakat terdahulu Lembah Baliem, sebuah lembah pegunungan yang cukup
terkenal, pernah ada tersingkap kasus dimana seorang ibu yang memotong jari
anaknya yang baru lahir dengan cara menggigitnya karena ingin menghilangkan
“kesialan” yang selama ini menderanya. Ia percaya dengan ia memotong jari
anaknya maka kesialan yang selama ini ia alami dapat hilang.
Dalam sebuah film yang berjudul "di timur matahari" juga terdapat adegan tradisi potong jari ini. yaitu Karena wafatnya sang suami atau ayah dari mazmur, ibunda Mazmur memotong jarinya
sebagai tanda duka. Dua hal ini menyebabkan trauma mendalam pada diri si kecil
Mazmur. Karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ayahnya tewas
dipanah dan saat ibunya memotong jarinya.
d. Hombo
Batu (Nias)
Fahombo,
Hombo Batu atau dalam bahasa Indonesia "Lompat Batu" adalah olah raga
tradisional Suku Nias. Olah raga yang sebelumnya merupakan ritual pendewasaan
Suku Nias ini banyak dilakukan di Pulau Nias dan menjadi objek wisata
tradisional unik yang teraneh hingga ke seluruh dunia.Mereka harus melompati
susunan bangunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm.
Dalam
budaya Nusantara zaman dahulu, belum ada keterlibatan latihan fisik layaknya
olahraga modern. Suku asli Nusantara umumnya menghubungkan aktivitas fisik
dengan praktik kesukuan; umumnya ritual, seni, kebugaran fisik dan bela diri.
Tarian perang dan pertempuran ritual pada suku Nusantara menjadi contoh awal
dari "ritualisasi" latihan fisik di Indonesia modern. Beberapa ritual
suku asli Indonesia sangat mirip dengan olahraga, seperti tradisi fahombo Nias
untuk ritual pendewasaan yang mirip dengan lompat gawang dan lompat jauh di
atletik.
Di
masa lampau, pemuda Nias akan mencoba untuk melompati batu setinggi lebih dari
2 meter, dan jika mereka berhasil mereka akaan menjadi lelaki dewasa dan dapat
bergabung sebagai prajurit untuk berperang dan menikah. Sejak usia 10 tahun,
anak lelaki di Pulau Nias akan bersiap untuk melakukan giliran
"fahombo" mereka. Sebagai ritual, fahombo dianggap sangat serius
dalam adat Nias. Anak lelaki akan melompati batu tersebut untuk mendapat status
kedewasaan mereka, dengan mengenakan busana pejuang Nias, menandakan bahwa
mereka telah siap bertempur dan memikul tanggung jawab laki-laki dewasa.
Batu
yang harus dilompati dalam fahombo berbentuk seperti sebuah monumen piramida
dengan permukaan atas datar. Tingginya tidak kurang dari 2 meter, dengan lebar
90 cm, dan panjang 60 cm. Pelompat tidak hanya harus melompati tumpukan batu
tersebut, tapi ia juga harus memiliki teknik untuk mendarat, karena jika dia
mendarat dengan posisi yang salah, dapat menyebabkan cedera otot atau patah
tulang. Di masa lampau, di atas papan batu bahkan ditutupi dengan paku dan
bambu runcing, yang menunjukkan betapa seriusnya ritual ini di mata Suku Nias.
Secara taktis dalam peperangan, tradisi fahombo ini juga berarti melatih
prajurit muda untuk tangkas dan gesit dalam melompati dinding pertahanan musuh
mereka, dengan obor di satu tangan dan pedang di malam hari.
Hombo Batu sebagai gambar pada uang 1000 |
e. Upacara
Rambu Solo, Pemakaman Khas Toraja
Tana
Toraja memang terkenal dengan keunikan kebudayaannya. Salah satu budaya Toraja
yang unik adalah upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo. Rambu Solo adalah
suatu prosesi pemakaman masyarakat Tana Toraja, yang tidak seperti pemakaman
pada umumnya.
prosesi upacara
rambu soloMelalui upacara Rambu Solo inilah, bisa Anda saksikan bahwa
masyarakat Tana Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman
ini terdiri dari beberapa susunan acara.
Dimana dalam setiap acara tersebut Anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan
yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh masyarakat Tana Toraja.
Prosesi Upacara Pemakaman
Secara
garis besar upacara pemakaman terbagi kedalam 2 prosesi, yaitu Prosesi
Pemakaman (Rante) dan Pertunjukan Kesenian. Prosesi-prosesi tersebut tidak
dilangsungkan secara terpisah, namun saling melengkapi dalam keseluruhan
upacara pemakaman.
Prosesi
Pemakaman atau Rante tersusun dari acara-acara yang berurutan. Prosesi
Pemakaman (Rante) ini diadakan di lapangan yang terletak di tengah kompleks
Rumah Adat Tongkonan. Acara-acara tersebut antara lain :
-
Ma’Tudan Mebalun, yaitu proses pembungkusan
jasad
-
Ma’Roto, yaitu proses menghias peti jenazah
dengan menggunakan benang emas dan benang perak.
-
Ma’Popengkalo Alang, yaitu proses perarakan
jasad yang telah dibungkus ke sebuah lumbung untuk disemayamkan.
-
Ma’Palao atau Ma’Pasonglo, yaitu proses
perarakan jasad dari area Rumah Tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut
Lakkian.
Selain itu,
Rambo Solo menjadi kewajiban bagi keluarga yang ditinggalkan. Karena hanya
dengan cara Rambu Solo, arwah orang yang meninggal bisa mencapai kesempurnaan
di Puya. Maka keluarga yang ditinggalkan akan berusaha semaksimal mungkin
menyelenggarakan Upacara Rambu Solo. Akan tetapi, biaya yang diperlukan bagi
sebuah keluarga untuk menyelenggarakan Rambu Solo tidaklah sedikit. Oleh karena
itu, upacara pemakaman khas Toraja ini seringkali dilaksanakan beberapa bulan
bahkan sampai bertahun-tahun setelah meninggalnya seseorang.
Bukan meninggal,
tetapi sakit
Masyarakat Tana
Toraja mempercayai bahwa Rambu Solo akan menyempurnakan kematian seseorang.
Oleh karena itu, mereka juga beranggapan bahwa seseorang yang meninggal dan
belum dilaksanakan Upacara Rambu Solo, maka orang tersebut dianggap belum
meninggal. Orang ini akan dianggap bahkan diperlakukan seperti orang yang
sedang sakit atau dalam kondisi lemah.
Orang yang
dianggap belum meninggal ini, juga akan diperlakukan seperti orang yang masih
hidup oleh anggota keluarganya. Misalnya dibaringkan di ranjang ketika hendak
tidur, disajikan makanan dan minuman, dan diajak bercerita dan bercanda seperti
biasanya, seperti saat orang tersebut masih hidup. Hal ini dilakukan oleh semua
anggota keluarga, bahkan tetangga sekitar terhadap orang yang sudah meninggal
ini.
perlengkapan
upacara rambu soloMaka untuk menggenapi kematian orang tersebut, pihak keluarga
harus menyelenggarakan Rambu Solo. Oleh karena biaya yang tidak sedikit, maka
pihak keluarga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan dana untuk upacara
pemakaman. Biaya untuk menyelenggarakan Upacara Rambu Solo berkisar antara
puluhan juta sampai ratusan juta rupiah. Itulah sebabnya mengapa di Tana Toraja
orang yang meninggal, baru akan dimakamkan berbulan-bulan setelah kepergiannya.
masih banyak
tradisi yang ada di Indonesia yang bisa kita cari sendiri informasinya baik
melalui media elektronik, majalah, Koran dan lain-lain. Akhir kata, kita memang
berbeda namun bukan untuk dibeda-bedakan. Keberagaman ini semua adalah anugrah
yang patut kita hormati, akui,dan kita hargai. Biarlah tiap-tiap suku bangsa mengembangkan masyarakat
dan kebudayaannya. Demi menjaga dan memelihara kesatuan dan persatuan bangsa
tercinta yakni Indonesia. Dan tetaplah dengan bangga mengucapkan “Aku Cinta
IndonesiaKU”.
referensi :
http://www.indonesia.travel/id
http://www.travelesia.co/2014/04/festival-budaya-unik-indonesia.html
this your site very very useful for add information and please visit back to ST3 TELKOM
BalasHapusselamat bergabung di dunia blogger gan , terus nge-post . terus berkarya ! visit my site too
BalasHapusST3 Telkom
and follow my social media instagram please :
Jalin Atma