Ibu adalah seorang ratu
di rumah, saat kita butuh segala sesuatu, dialah titik tumpunya, saat kita
lapar beliaulah koki terhebat. Saat kita
butuh pengajaran, beliaulah guru terhebat.
Saat kita butuh teman, beliau lah teman terbaik. Ibu mengajarkan kita
untuk selalu berbuat baik terhadap sesama, saling tolong menolong, mengajarkan
sopan santun serta mengenalkan nilai luhur keagamaan dan kebudayaan.
Orangtua berangkat
bekerja mulai subuh dan pulang kerumah malam harinya, bahkan beberapa
diantaranya ada yang sampai meninggalkan kampung halaman demi mencari sesuap
nasi untuk anak-anak yang di cintainya, tak ketinggalan rela meninggalkan tanah
air demi mendulang real dan dolar bagi anak dan keluarganya. Hati mulai
tersayat mendengar pemberitaan di berbagai media mengenai perlakuan semena-mena
majikan mereka di luar negri. Begitu miskinkah negeri yang katanya subur dan
makmur, yang disebut sebagai zamrud khatulistiwa, yang katanya bukan lautan
tetapi kolam susu. Hal ini membuat setiap orangtua jauh dengan anak-anak dan
keluarganya. Menjauhkan mereka dari orang-orang yang butuh belaiannya, limpahan
kasih sayang, dongeng dan cerita sebelum anak-anaknya terlelap. Dimanakah
perhatian pemerintah untuk para pahlawan devisa negara.
Contoh lain Di
kalimantan timur tepatnya di Desa Long, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.
desa yang berbatasan langsung dengan malaysia Merasa tidak mendapat perhatian
pemerintah selama bertahun-tahun. Warga desa berulang kali menyampaikan
aspirasi, berharap ada tindak lanjut pemerintah. Namun hingga saat ini, belum
ada bantuan berarti. Dan Kehidupanpun cenderung memburuk dari hari ke hari.
Coba saja cari gambar-gambar tentang desa long di internet,sangat miris
sekali.dimana arti kemerdekaan selama ini. bukankah indonesia sudah 66 tahun
meredeka.tapi sepertinya warga Desa Long belum pernah menikmati arti
kemerdekaan sebenarnya. Setiap hari
mereka harus berjuang keras melalui rute berbahaya selama kurang lebih dua
jam. Semua itu dilakukan untuk sekedar
menukar beras dengan bahan pokok lainnya di Bakalalan, Malaysia. Warga terpaksa menjalaninya karena tak
memiliki pilihan lain. Penderitaan
mereka semakin bertambah karena kerap kali pedagang Malaysia memainkan harga
secara tak wajar.
Bayangkan saja,bukankah
itu adalah beranda indonesia,beranda negeri tercinta kita.tetapi mengapa
kehidupan disana seperti itu???penuh tanda tanya.mereka semua adalah rakyat
indonesia yang seharusnya di lindungi diberi rasa aman,diberi
ketentraman,tetapi apakah mereka semua merasakan hal itu?hidup mereka semua
bergantung pada negara tetangga,90 % kebutuhan hidup di dapat dari negara
tetangga.betapa mirisnya negri tercinta ini.
Mungkin saja nantinya warga karayan pindah ke negara tetangga "dengan Alasan, tinggal dan bekerja di
Malaysia lebih menjanjikan daripada hidup di Indonesia”.
Semoga dari hal ini
pemerintah pusat bisa lebih menjamah lagi beranda negrinya,dan daerah-daerah
perbatasan bisa tersentuh oleh pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar