Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan
kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph
dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan
sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan
hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan
atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa,
ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi
yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau
memiliki nilai artistik yang tinggi.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus
memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna.
Makna berarti maksud
atau arti dari suatu kata atau isi pembicaraan atau pikiran. Pada dasarnya
setiap kata dalam bahasa apa pun mengandung beberapa makna, begitu pun kata
dalam bahasa Indonesia. Sebuah kata akan menjadi jelas jika kita telah
mengetahui konteks dari kalimat tersebut. Pada pelajaran kali ini kamu akan
belajar mengidentifikasi makna konotatif-denotatif, gramatikal-leksikal,
kias-lugas, umum-khusus dan lain sebagainya.
1. Makna Denotasi / Denotatif
Makna
denotatif merupakan padanan dari denotative meaning. Maksudnya
adalah makna dasar, makna yang ditunjuk oleh suatu kata. Makna denotatif
merupakan makna yang berhubungan dengan denotasi. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata denotasi diartikan “makna kata atau kelompok
kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa
atau yang didasarkan atas konvensi tertentu yang bersifat objektif”. Oleh
karena itu, makna denotatif dapat dinyatakan sebagai makna kata atau kelompok
kata yang bersifat objektif, makna yang masih asli, makna yang benar-benar
menunjuk objek yang diwakilinya yang bersifat dasar. Makna denotatif merupakan
makna yang menunjuk pada acuan tanpa embel-embel.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama
dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada
kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh: :
·
Mas
parto membeli susu sapi
·
Dokter
bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
2. Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah
makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna
denotasi yang mengalami penambahan.
Makna konotatif merupakan padanan dari conotative
meaning yang merupakan oposisi dari makna denotatif. Konotasi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan “tautan pikiran yang menimbulkan
nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata, makna yang
ditambahkan pada makna denotasi”. Makna konotatif timbul akibat asosiasi
perasaan terhadap kata tertentu. Oleh karena itu, makna konotatif bersifat
emosional dan tidak objektif. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa makna konotatif
adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan asosiasi perasaan atau
pikiran yang ada pada pembicara atau mitra bicara.
Contoh :
·
Bu
Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat =
rentenir)
3. Makna Lugas
Makna lugas adalah
makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Makna
lugas merupakan makna yang benar-benar apa adanya, objektif, tidak bersifat
pribadi. Semua makna denotatif merupakan makna lugas. Oleh karena itu, tidak
jarang orang menyamakan makna lugas dengan makna denotatif. Hanya saja, perlu
disadari bahwa makna lugas dalam hal ini digunakan sebagai oposisi makna kias,
dan tidak dioposisikan dengan makna denotatif karena makna denotatif beroposisi
dengan makna konotatif.
Contoh:
·
Olahragawan
itu senang memelihara codot hitam
·
Pak
Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4. Makna Kias
Makna kias adalah
makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Makna
kias sering disebut pula makna kiasan yang merupakan padanan dari figurative meaning atau tranfered meaning. Makna kiasan
adalah makna kata atau kelompok kata yang tidak sebenarnya. Misalnya, untuk
menyatakan makna gadis, digunakan kata seperti bunga atau emas; untuk
menyatakan senang digunakan berbungabunga. Selain makna kias terdapat pada kata
atau kelompok kata, terdapat pula pada peribahasa atau perumpamaan
Contoh :
·
Pegawai
yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
·
Si
Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)
5. Makna Leksikal
Makna
leksikal merupakan makna kata secara lepas, berdiri sendiri, terbebas dari
penggunaannya atau konteksnya, entah dalam bentuk dasar ataupun bentuk turunan.
Makna leksikal ini biasanya tetap, dan kamus selalu menyajikan makna leksikal.
Contoh :
·
Toko
·
Obat
·
Mandi
6. Makna Gramatikal
Makna
gramatikal merupakan padanan dari grammatical
meaning, functional meaning, structural meaning atau internal meaning.
Makna gramatikal merupakan makna suatu bentuk bahasa sebagai akibat peristiwa
gramatikal, yaitu berfungsinya atau bergabungnya suatu bentuk dalam konstruksi
yang lebih besar.
Makna gramatikal
adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut
mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Misalnya:
(1) bentuk berpada berpakaian maknanya memakai, dan pada bertelur maknanya
mengeluarkan, menghasilkan, atau terdapat/mengandung (tentu bergantung pada
konteks kalimatnya); (2) mata secara leksikal bermakna ‘indra penglihat’ atau
‘ukuran berat yang digunakan untuk candu’, pada konteks mata pisau, mata
keranjang, mata air, air mata telah mengalami perubahan dari makna dasarnya.
Contoh :
·
Bersentuhan
= saling bersentuhan
·
Berduka
= keadaan duka
·
Berenam
= sekumpulan enam orang
·
Berjalan
= melakukan kegiatan / aktivitas jalan
7. Pengertian Makna Umum
Makna umum adalah
makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Contoh :
·
Masykur
senang makan buah-buahan segar
·
Tukang
palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
·
Anak
yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
8. Pengertian Makna Khusus
Makna umum adalah
makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
·
Masykur
senang makan jamblang segar
·
Tukang
palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
·
Anak
yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah
9. Makna Referensial dan
Nonreferensial
Makna referensial
& nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari
kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar
bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai
referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.
Contoh:
·
Kata
meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna
nonreferensial).
10. Makna
Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah
makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi
apapun.
Contoh:
·
Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang
berkaki empat yg bisa dikendarai”.
Makna
asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan
adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa .
Contoh:
·
Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian.
Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
11. Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara
sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat
menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan
dalam suatu kalimat.
Contoh:
·
Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa
juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di
gelas, di bak mandi atau air hujan.
Makna
istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna
istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau
keilmuan tertentu.
Contoh:
·
Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di
bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu
perkara.
12. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud
dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata,
frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal,
baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.
Contoh:
·
Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan
memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang
terbuat dari kayu.
Makna
pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga
disebut dengan nama perumpamaan.
Contoh:
·
Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam
peribahasa
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar