Selasa, 08 Oktober 2013

Diksi atau Pilihan Kata

Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna.

Makna berarti maksud atau arti dari suatu kata atau isi pembicaraan atau pikiran. Pada dasarnya setiap kata dalam bahasa apa pun mengandung beberapa makna, begitu pun kata dalam bahasa Indonesia. Sebuah kata akan menjadi jelas jika kita telah mengetahui konteks dari kalimat tersebut. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar mengidentifikasi makna konotatif-denotatif, gramatikal-leksikal, kias-lugas, umum-khusus dan lain sebagainya.

1.      Makna Denotasi / Denotatif
Makna denotatif merupakan padanan dari denotative meaning. Maksudnya adalah makna dasar, makna yang ditunjuk oleh suatu kata. Makna denotatif merupakan makna yang berhubungan dengan denotasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata denotasi diartikan “makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu yang bersifat objektif”. Oleh karena itu, makna denotatif dapat dinyatakan sebagai makna kata atau kelompok kata yang bersifat objektif, makna yang masih asli, makna yang benar-benar menunjuk objek yang diwakilinya yang bersifat dasar. Makna denotatif merupakan makna yang menunjuk pada acuan tanpa embel-embel.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh: :
·         Mas parto membeli susu sapi
·         Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
2.      Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Makna konotatif merupakan padanan dari conotative meaning yang merupakan oposisi dari makna denotatif. Konotasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata, makna yang ditambahkan pada makna denotasi”. Makna konotatif timbul akibat asosiasi perasaan terhadap kata tertentu. Oleh karena itu, makna konotatif bersifat emosional dan tidak objektif. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa makna konotatif adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan asosiasi perasaan atau pikiran yang ada pada pembicara atau mitra bicara.

Contoh :
·         Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)
3.      Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Makna lugas merupakan makna yang benar-benar apa adanya, objektif, tidak bersifat pribadi. Semua makna denotatif merupakan makna lugas. Oleh karena itu, tidak jarang orang menyamakan makna lugas dengan makna denotatif. Hanya saja, perlu disadari bahwa makna lugas dalam hal ini digunakan sebagai oposisi makna kias, dan tidak dioposisikan dengan makna denotatif karena makna denotatif beroposisi dengan makna konotatif.
Contoh:
·         Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
·         Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4.      Makna Kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Makna kias sering disebut pula makna kiasan yang merupakan padanan dari figurative meaning atau tranfered meaning. Makna kiasan adalah makna kata atau kelompok kata yang tidak sebenarnya. Misalnya, untuk menyatakan makna gadis, digunakan kata seperti bunga atau emas; untuk menyatakan senang digunakan berbungabunga. Selain makna kias terdapat pada kata atau kelompok kata, terdapat pula pada peribahasa atau perumpamaan
Contoh  :
·         Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
·         Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)
5.      Makna Leksikal
Makna leksikal merupakan makna kata secara lepas, berdiri sendiri, terbebas dari penggunaannya atau konteksnya, entah dalam bentuk dasar ataupun bentuk turunan. Makna leksikal ini biasanya tetap, dan kamus selalu menyajikan makna leksikal.
Contoh :
·         Toko
·         Obat
·         Mandi
6.      Makna Gramatikal
Makna gramatikal merupakan padanan dari grammatical meaning, functional meaning, structural meaning atau internal meaning. Makna gramatikal merupakan makna suatu bentuk bahasa sebagai akibat peristiwa gramatikal, yaitu berfungsinya atau bergabungnya suatu bentuk dalam konstruksi yang lebih besar.
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Misalnya: (1) bentuk berpada berpakaian maknanya memakai, dan pada bertelur maknanya mengeluarkan, menghasilkan, atau terdapat/mengandung (tentu bergantung pada konteks kalimatnya); (2) mata secara leksikal bermakna ‘indra penglihat’ atau ‘ukuran berat yang digunakan untuk candu’, pada konteks mata pisau, mata keranjang, mata air, air mata telah mengalami perubahan dari makna dasarnya.
Contoh :
·         Bersentuhan = saling bersentuhan
·         Berduka = keadaan duka
·         Berenam = sekumpulan enam orang
·         Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

7.      Pengertian Makna Umum
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Contoh :
·         Masykur senang makan buah-buahan segar
·         Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
·         Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
8.      Pengertian Makna Khusus
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
·         Masykur senang makan jamblang segar
·         Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
·         Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah
9.      Makna Referensial dan Nonreferensial 
Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.
Contoh:
·         Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
10.  Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh:
·         Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. 
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa .
Contoh:
·         Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
11.  Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat.
Contoh:
·         Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.
Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu.
Contoh:
·         Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
12.  Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.
Contoh:
·         Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
Contoh:
·         Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa

Daftar  Pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar