1.
Keputusan
1.1 Definisi Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu
proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis
untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Menurut
Davis , keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam
hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap
pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Pengambilan keputusan merupakan suatu
hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil keputusan
kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan
mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin
banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat yang berbeda-beda. Ada
keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada
keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu,
hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.
Keputusan adalah sesuatu pilihan yang
diambil diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.
1.2 Tujuan dan Fungsi pengambila keputusan
Keputusan
merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan
melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Menurut Iqbal Hasan
(2002: 2-3), pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah memiliki fungsi antara lain:
a.
Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia
yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik
secara institusional maupun secara organisasional.
b.
Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya
bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama.
1.3 Jenis-Jenis Keputusan
Jenis Keputusan
dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang
diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi
harus dilibatkan dalam mengambil
keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis
besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak
rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang,
dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan
tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
Dalam mengambil
keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang
digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan
lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode
modern, dimana pengambilan keputusan
didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang
bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan statistik.
1.4 Faktor-faktor pengambilan keputusan
Dalam
pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1.
Posisi kedudukan
Dalam kerangka
pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat, apakah ia
sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision
taker), ataukah staff (staffer).
2.
Masalah
Masalah atau
problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau
dikehendaki dan harus diselesaikan. Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat
dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan
memerlukan riset tersendiri.
3.
Situasi
Situasi adalah
keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang
hendak kita perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang
berubah-ubah.
4.
Kondisi
Kondisi adalah
keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak,
daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya-sumber daya.
5.
Tujuan
Tujuan yang
hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu / telah
ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan
tujuan antara atau objectif.
Pendapat Lain :
1. Keadaan
Intern Organisasi
·
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa
yang ada di dalam organisasi tersebut.
·
Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana
yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan
dari peralatan organisasi, struktur organisasi.
2. Keadaan
Ekstern Organisasi
·
Keadaan ekstern organisasi bersangkut paint dengan
apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi antara
lain meliputi keadaan ekonoriki, sosial, politik, hukum, budaya, dan
sebagainya.
·
Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi
ekonomi, jika keputusan tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi.
·
Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan.
3. Tersedianya
Informasi yang Diperlukan
Dalam
pengambilan keputusan, informasi yang diperJukan haruslah lengkap dan memiliki
sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas
dan baik.
Sifat-sifat
informasi :
·
Akurat, artinya informasi harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
·
Up to date,
artinya informasi tersebut harus tepat waktu.
·
Komprehensif, artinya informasi
harus dapat mewakili.
·
Relevan, artinya informasi
harus ada hubungannya dengan masalah yang akan diselesaikan.
·
Memiliki kesalahan baku kecil, artinya
informasi itu memiliki tingkat kesalahan yang kecil.
4. Kepribadian
dan Kecakapan Pengambil Keputusan
·
Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan
meliputi: penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya,
kapasitasnya, dan sebagainya.
·
Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga
mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil.
·
Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan
kecakapan yang kurang, maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian
pula sebaliknya.
Daftar pustaka :
Ibnu
Syamsi, S.U. 1995. Pengambilan keputusan dan sistem informasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Thoha,mifta.
1983.Perilaku Organisasi. Jakarta :
Raja Gapindo persada.
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/11/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar