BUDAYA ORGANISASI
A. Pengertian Budaya Organisasi
Kultur Organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama
yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan
organisasi lainnya. Sistem
makna bersama adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh
organisasi. (Robbins dan Judge 2008:256)
Budaya dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang
diperoleh untuk menginterpretasikan pengalaman dan mengha-silkan perilaku social. (Luthans, 2006:47)
Budaya organisasi merupakan kesepa-katan (komitmen) bersama tentang
nilai-nilai bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam
organisasi yang bersangkutan.(Siagian, 1995:126)
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif.Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia salah satunya adalah dalam suatu organisasi.
Budaya
organisasi adalah suatu sistem dari panutan nilai-nilai yang secara bersama
diikuti dan diatuhi oleh anggotanya. Nilai panutan ini membatasi dan menggarahkan
cara anggota berperilaku dan bekerja. Budaya organisasi sengaja dirumuskan dan
diturunkan dari visi misi perusahaan.Brown dalam bukunya mendefinisikan Budaya
organisasi sebagai bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk
mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk
diwujudkan oleh anggota organisasi.
B. Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi dipengaruhi oleh
beberapa karakter yaitu :
1. Inovasi
dan pengambilan resiko : Tingkat daya pendorong karyawan untukbersikap inovatif
dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian
terhadap detail : Tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan, analisis, dan
perhatian terhadap detail.
3. Orientasi
terhadap hasil : Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada hasil,
dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil
tersebut.
4. Orientasi
terhadap individu : Tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan efek-
efek hasil terhadap individu yang ada di dalam organisasi.
5. Orientasi
terhadap tim : Tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara
perorangan.
6. Agresivitas
: Tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan
tidak bersikap santai.
7. Stabilitas
: Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankanstatus quo
berbanding pertumbuhan.
Masing-masing
karakteristik ini berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat yang rendah menuju
tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi denganmenggunakan tujuh
karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi tersebut.
Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang
dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka, bagaimana segala
sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut, dan cara-cara
anggota organisasi seharusnya bersikap.
C. Sumber-sumber
Budaya Organisasi
Menurut Tosi, Rizzo, Carrol, budaya
organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Pengaruh umum dari luar yang luas :Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikanatau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
- Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat : Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
- Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi : Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.
D. Fungsi
Budaya Organisasi
Dengan adanya budaya
organisasi yaitu dengan adanya nilai-nilai yang dimengerti, ditanamkan, dan dilakukan oleh pelaku
organisasi budaya organisasi dapat memberikan manfaat yang baik bagi jalannya
suatu organisasi agar dapat terus berjalan dengan produktif dan memberikan
perkembangan yang positif dari hari ke hari.Budaya organisasi berfungsi sebagai
pegangan seluruh jajaran perusahaan. Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi
budaya organisasi sebagai berikut :
1. Budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2. Budaya
membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
4. Budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5. Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.
E. Tipologi
Budaya Organisasi
Menurut Sonnenfeld dari
Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi.
1. Akademi
Perusahaan suka
merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan
kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih
menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan
memecahkan suatu masalah.
2. Kelab
Perusahaan lebih
condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi
nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi.
Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi
serta mengutamakan kerja sama tim.
3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi
bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada
hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang
agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala
usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.
4. Benteng
Perusahaan condong untuk
mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan
tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori
karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam
masa peralihan.
Referensi
: