Kamis, 21 November 2013

Outline (Kerangka Karangan)

1. Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan  teratur.

2. Manfaat Kerangka Karangan
  1. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
  2. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan dapat membantu penulis untuk menyusun semua gagasan yang telah dibuat supaya saling terhubung dan terkait satu sama lain sehingga tidak terlepas dari tema karangan yang dibuat.
  3. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusunan klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.
  4. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.  Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan.
  5. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

3.  Macam-macam Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
1) berdasar urutan ruang
2) berdasar urutan waktu
3) berdasar urutan topik yang ada
b. Pola Logis
Pola logis berdasar urutan:
1) klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) Proses
5) dan lain-lain.

 contoh skema outline :
Topik : Sistem Informasi Perpustakaan
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Landasan Teori
Bab II Pembahasan
2.1   Pengertian Perpustakaan
2.2   Katalogisasi
2.3   Jenis Layanan Perpustakaan
2.3.1      Sistem Layanan Terbuka (open access)
2.3.2      Layanan Tertutup (close access)
2.3.3      Layanan Campuran (mixed access)
Bab III Kesimpulan
3.1   Kesimpulan
3.2   Saran
3.3   Daftar Perpustakaan

Contoh Outline :
Bab I
pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Keberadaan perpustakaan seharusnya juga mendapat perhatian agar selalu dikembangkan sejalan dengan perkembangan teknologi supaya tidak ketinggalan dan dapat terus menjalankan peran dan fungsinya. Bahkan sebagai ukuran perkembangan perpustakaan saat ini banyak diukur dari penerapan teknologinya, bukan dari skala ukuran lain seperti besarnya gedung yang digunanakan, jumlah koleksi atau jumlah penggunanya.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Adapun fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.

1.2. Tujuan

Pada sistem manual, kontrol pada pencatatan, penyimpanan dan pengolahan dikerjakan oleh pustakawan sehingga memungkinkan terjadinya banyak kesalahan; kesalahan pada pencatatan, pentimpanan, juga kesalahan pengolah data serta penyajian informasi.
Dengan adanya sistem informasi perpustakaan yang terkomputerisasi akan lebih memaksimalkan kinerja perpustakaan.

1.3. Landasan Teori

Sistem berbasis komputer dengan program apilikasi yang dapat membantu memvalidasi data sehingga ketelitian tidak semata ditumpukan kepada pustakawan.
Sistem informasi berbasis komputer dengan kemampuannya mengintegrasikan dan memproses data-data akan memudahkan analisa antardata.

Bab II
Pembahasan
2.1   Definisi Perpustakaan
Darmono mengemukakan bahwa ”Perpustakaan pada hakekatnya adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku-buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.”

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.
Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital(dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).


2.2   Katalogisasi
Katalog berasal dari bahasa yunani yang berarti “daftar”, dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, judul dan barang-barang. Sedangkan dalam perpustakaan, katalog adalah daftar buku yang dibuat menurut sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara sistematis untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna perpustakaan (disebut juga dengan istilah user) maupun oleh petugas perpustakaan. Hasil pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan dari bahan pustaka dan pemeliharaan katalog yang memberikan akses utama kepada koleksi. Fungsi katalog :
1.       Memudahkan user dalam retrieval bahan pustaka yang dibutuhkan berdasarkan informasi yang mereka ketahui, bisa berupa judul, pengarang, maupun berdasarkan bidang ilmu yang diperlukan.
2.       Untuk menunjukkan apakah perpustakaan memiliki buku yang dikarang oleh pengarang tertentu, mengenai subjek tertentu dan dalam bentuk tertentu.
3.       Sebagai wakil ringkas dari bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.  
Lebih lengkap, Qalyubi (2007:138) menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut :
·         Mencatat karya seseorang pada tajuk yang sama.
·         Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk yang sama.
·         Mencatat semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
·         Menunjukkan rujukan silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama yang digunakan sebagai tajuk.
·          Memberikan petunjuk letak / lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan. memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan sehingga pengguna perpustakaan (user)dapat memperoleh informasi yang lengkap tentag karya itu.
Ada dua macam kegiatan katalogisasi yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek. Katalogisasi subjek adalah penandaan tajuk subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka secara non verbal (call number). Sedangkan katalogisasi deskriptif adalah membuat deskripsi bahan pustaka secara fisik (deskripsi bibliografi) dan menentukan access point(berupa penentuan TEU dan TET dari suatu bahan pustaka) kemudian hasilnya dituliskan dalam entri katalog.

2.3   Jenis layanan Perpustakaan
Ada tiga macam sistem layanan yang biasa dilakukan oleh perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka, sistem layanan tertutup, dan sistem layanan campuran. Masing-masing layanan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.3.1          Sistem Layanan Terbuka (open access)
Dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu diperhatikan. Misalnya, rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus olengkap dan jelas. Jarak antara rak satu dengan rak yang lain lebih lebar.
v  Kelebihan
·         Pengguna bebas memilih koleksi ke rak 
·         Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca karena biasanya pengguna akan menemukan bahan pustaka yang menarik yang sebelumnya tidak dicari.
·         Pengguna dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicarinya tidak ada
·         Pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang dicarinya
·         Pengguna tidak harus menggunakan katalog 
·         Koleksi lebih didayagunakan
·         Menghemat tenaga petugas perpustakaan
v  Kekurangan
·         Pengguna cenderung mengembalikan koleksi seenaknya sehingga susunan buku di rak menjadi kacau 
·         Kemunginan kehilangan koleksi sangat besar
·         Tidak semua pemakai paham dalam mencari koleksi di rak
·         Koleksi lebih cepat rusak
·         Perlu pembenahan terus menerus
2.3.2          Layanan Tertutup (close access)
Layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna     dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.
v  Kelebihan
·         Koleksi lebih terjaga kerapian susunannya di rak karena hanya petugas perpustakaan yang mengambil
·         Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil
·         Koleksi tidak cepat rusak
·         Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar
·         Proses temu kembali informasi lebih efektif
v  Kelemahan
·         Pengguna kurang puas dalam mencari koleksi bahan pustaka yang diinginkannya
·         Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai
·         Tidak semua pemakai paham menggunakan katalog
·         Tidak semua koleksi dapat didayagunakan
·         Petugas lebih sibuk

2.3.3          Layanan Campuran (mixed access)
Layanan campuran merupakan gabungan layanan terbuka dan tertutup. Layanan campuran ini biasanya digunakan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi. Untuk koleksi skripsi, referensi, dan thesis dilayani secara tertutup melalui katalog. Sedangkan untuk koleksi yang bersifat umum menggunakan layanan terbuka.
v  Kelebihan
·         Pengguna dapat langsung menggunakan koleksi referensi dan umum sekaligus
·         Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi
v  Kelemahan
·         Petugas perpustakaan sulit mengontrol pengguna yang menggunakan koleksi referensi dan koleksi umum sekaligus
·         Perlu pengawasan yang lebih ketat

Bab III
 Kesimpulan
3.1   Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap sistem manual yang telah dilakukan di berbagai perpustakaan dapat diambil beberapara kesimpulan mengenai manfaat dan fungsi sistem informasi perpustakaan secara terkomputerisasi, yaitu:
·         Membantu pengelolaan data koleksi dalam hal inventaris, klasifikasi, dan melakukan pencatatan transaksi peminjaman-pengembalian buku.
·         Penyediaan infomasi menjadi lebih cepat
·         Penyimpanan data lebih efisien

3.2   Saran
Sebaiknya perpustakaan yang masih memproses data dengan manual,mulai menggunakan komputer agar pekerjaan lebih efektif dan menghemat waktu, serta  diadakan pelatihan kepada beberapa staff untuk membantu pustakawan mengoperasikan suatu sistem yang baru.

3.3   Daftar Perpustakaan

Senin, 11 November 2013

Topik, Tema dan Judul

v  Topik
a.      pengertian
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Topik adalah pokok pembicaraan, pokok bahasan, atau masalah yang akan dibahas. Sebagai pokok atau pangkal bahasan, topik harus di identifikasi terlebih dahulu sebelum kegiatan menulis dilakukan. Topik bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus di identifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi).
b.      Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam memilih Topik :
1.    Pelaku topik
2.     Dasar-dasar topik
3.    Objek topik
4.    Tujuan topik
5.    Manfaat topic
Maksud dari unsur-unsur di atas adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan manakah tinjauan utama yang akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan tema yang sesuai dari sebuah penelitian yang akan dilakukan.
c.       Sumber untuk mencari inspirasi topik penelitian:
1.      dosen
2.      bulletin
3.      majalah
4.      hasil obrolan dengan masyarakat
5.      praktisi Issu di koran
6.      kumpulan judul dan abstrak penelitian.
d.      Syarat Topik yang Baik :
1.      Topik yang baik bagi penulis
Topik yang baik berbasis pada kompetensi penulisnya, sesuai dengan:
·         Bidang keahliannya
·         Bidang studi yang didalami
·         Pengalaman penulis, pengalaman kerja, praktik di lapangan, penelitian, partisipasi dalam kegiatan ilmiah
·         Bidang kerja atau profesi
·         Karakter penulis
·         Temuan yang pernah diteliti
·         Kualifikasi pengalaman : nasional , internasional
·         Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya
·         Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya
·         Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya
2.      Topik yang baik bagi pembaca
Topik itu dapat mengembangkan basis kompetensi pembacanya, sesuai dengan:
·         Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan
·         Upaca pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi
·         Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya
·         Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya
·         Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan
·         Upaya mempertajam dan memperhalus nalarnya
·         Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1.      Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2.      Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
v  Tema
a.      pengertian
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, pikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastra dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca. Selain itu, tema dapat dikesan melalui: perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita, peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan. cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang.
b.      Syarat Tema yang Baik :
1.      Tema harus menarik perhatian penulis.
2.      Tema harus diketahui/dipahami penulis.
3.      Tema harus Bermanfaat.
4.      Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
5.       Tema yang dipilih harus yang menarik.
6.      Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
7.      Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
8.      Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
v  Judul
a.      Pengertian
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
b.      Macam-Macam Judul
1.      Judul langsung
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2.      Judul tak langsung
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
c.       Fungsi Judul :
1.      Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
2.      Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
3.      Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4.      Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujuannya.

d.      Syarat Judul yang Baik :
1.      Sesuai dengan topik
Karangan ilmiah formal judul karangan sama dengan topiknya.
Contoh :
Topik      : Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis
Judul        : Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis pada PT Semen    Cibinong
2.      Sesuai dengan isi karangan
Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikan data sekunder dan data primer yang digunakan.
3.      Berbentuk frasa (bukan kalimat)
Judul dinyatakan dalam bentuk frasa dan bukan kalimat. Frasa adalah kelompok kata yang merupakan kesatuan makna. Frasa tidak mengandung unsur subjek dan predikat, sedangkan kalimat mengandung unsur subjek dan predikat.
Contoh :
Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik (benar)
Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah)
4.      Singkat
Indikator singkat : mudah dipahami, mudah diingat, tidak melebihi 9 kata (tidak termasuk kata tugas)
5.      Harus provokatif
yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.

v  Perbedaan Antara Topik, Tema, dan Judul
Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb.
Ø  Topik
Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
Ø  Tema
Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb).
Ø  Judul
Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk

Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya. Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal. Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.

Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul.Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati) yang sama.

Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidk boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan topiknya. Namun,dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.

Referensi :
http://ye2couple.wordpress.com/2012/11/18/perbedaan-tema-topik-dan-judul/
file:///C:/Users/User/Downloads/b.indo/tugas7/topik-tema-judul.html